Belut adalah binatang yang mengeluarkan lendir. Ini dikarenakan belut memiliki mekanisme tubuh untuk melindungi dirinya yang sensitif. Lendir yang keluar secara terus-menerus dapat mempengaruhi tingkat keasaman air atau pH air di kolam. Sehingga ketika air kolam mencapai ambang batas pH 7, maka air harus segera dinetralkan atau segera disirkulasi. Maka dari itu media budidaya belut harus dilengkapi dengan sirkulasi air yang baik

Menyiapkan Tempat dan Air

Untuk memulai cara ternak belut, yang pertama kali harus dilakukan adalah mempersiapkan kolam pembesaran sebagai tempat di mana belut-belut akan dibudidayakan. Kolam yang biasanya digunakan adalah kolam terpal atau pun kolam permanen yang terbuat dari semen.

Jika dibandingkan dengan kolam lumpur, kolam air jernih memiliki kelebihan karena dapat meminimalisir pemborosan tempat. Ini karena ukuran kolam yang tidak terlalu besar, namun tetap bisa menampung banyak bibit.

Namun, Anda juga perlu memperhatikan sirkulasi air jika memilih menggunakan kolam air jernih. Sirkulasi air yang baik dapat mengatur kadar pH dalam air, yang nantinya akan terganggu karena lendir yang dikeluarkan dari tubuh belut. Sirkulasi yang bagus juga akan membuat kadar oksigen di dalam kolam menjadi stabil dan air tetap jernih.


Pembuatan media tempat tinggal belut (Monopterus albus)
Media Instan Bokashi
Media instan ini dibuat diluar drum/tong yang merupakan campuran bahan utama dan bahan campuran. Penggunaan 100 kg bahan akan menghasilkan 90 kg media instan bokashi. Setiap drum/tong ukuran 200 liter dibutuhkan 45 kg bokashi.
Bahan utama terdiri atas :
  • Jerami Padi (40%).
  • Pupuk Kandang (30%).
  • Bekatul/dedak (20%).
  • Potongan batang pisang (10%).

Bahan campuran terdiri atas :
  • EM4.
  • Air sumur.
  • Larutan 250 gram gula pasir untuk menghasilkan 1 liter larutan (molases.

Cara membuat Media Instan Bokashi :
  • Cacah jerami dan potongan batang pisang kemudian keringkan. Tanda bahan sudah kering adalah hancur ketika digenggam.
  • Campuran cacahan bahan diatas dengan bahan pokok lain dan aduk hingga merata.
  • Campurkan bahan campuran sedikit demi sedikit tapi tidak terlalu basah.
  • Tutup media dengan karung goni atau terpal selama 4–7 hari. Bolak balik campuran agar tidak membusuk.
Memilih Bibit
Selesai mempersiapkan kolam, cara ternak belut berikutnya adalah dengan memilih bibit belut. Pemilihan bibit belut ini penting karena akan menentukan hasil dari panen. Anda harus mencari bibit yang berkualitas dan unggul. Ada beberapa ketentuan dalam pemilihan bibit yang bisa Anda ikuti, yaitu:

Pilih bibit yang tidak memiliki bekas luka dan kondisi belut yang lincah.
Hindari bibit belut yang didapat secara alami, karena akan menimbulkan bekas luka seperti cara penangkapan dengan metode setrum, berburu di dalam lumpur sawah dan sungai.
Ukuran bibit setidaknya harus merata atau sama besar. Dengan memilih ukuran bibit yang sama besar, juga dapat menurunkan tingkat kanibalisme. Selain itu, pemberian pakan juga tidak akan merata jika Anda mencampur bibit kecil dengan bibit yang besar.

Pemberian Pakan

Pemberian pakan yang teratur sangat penting dan akan berpengaruh dalam tumbuh kembang belut nantinya. Selain itu, pemberian pakan yang tepat akan membuat keberhasilan dari budidaya belut menjadi lebih optimal. Anda bisa memberikan beberapa jenis pakan alami seperti limbah ikan, bekicot, sisa cincangan dari daging ayam, maupun pelet.

Biasanya pakan akan diberikan pada belut secara berkala, antara 3 sampai 4 kali sehari. Semakin besar dan semakin berumur bibit, maka jumlah pakan akan lebih sedikit.

Perawatan Belut

Tidak hanya asupannya saja yang perlu diperhatikan, kondisi fisik belut dan lingkungannya juga perlu diperhatikan dengan seksama. Perhatikan kualitas air, berikan pakan secara teratur, serta sesuai dengan takaran agar tidak menimbulkan air yang cepat kotor dan sifat kanibalisme belut. Perhatikan juga bagaimana kondisi belut. Belut yang sedang terserang penyakit, ditandai dengan perilaku belut yang terus bergerak pada siang hari dan aktif menyerang belut lainnya.