Ulat Hongkong adalah sejenis pakan alami yang dapat dijadikan makanan ikan, walaupun ulat hongkon gbiasa digunakan untuk makanan burung, tetapi bisa untuk makanan ikan dan kroto. Ulat Hongkong atau Meal Worm adalah jenis ulat yang merupakan bagian dari siklus species serangga Tenebrio Molitor. Dalam siklus hidupnya, serangga yang berwarna hitam tersebut mengalami metamorfosis dari telor - larva - kepompong (pupa) lalu menjadi serangga. Pada tahap sebagai larva tersebut dikenal sebagai ulat Hongkong. Ulat yang panjang tubuhnya 2-3 cm tersebut merupakan makanan bergizi sebagai extra fooding untuk burung dan ikan. 

Jenis-jenis makanan
Jenis-jenis makanan alami yang dimakan ikan sangat beragam, tergantung pada jenis ikan dan tingkat umurnya. Beberapa jenis pakan alami yang dibudidayakan adalah : (a) Chlorella; (b) Tetraselmis; (c) Dunaliella; (d) Diatomae; (e) Spirulina; (f) Brachionus; (g) Artemia; (h) Infusoria; (i) Kutu Air; (j) Jentik-jentik Nyamuk; (k) Cacing Tubifex/Cacing Rambut; dan (l) Ulat Hongkong



Cara Mendapatkan Bibit Ulat Hongkong
Bibit untuk pertama kali dapat diperoleh dari pedagang burung ocehan. Selanjutnya bibit dapat diambil dari tempat penangkaran sebelum berubah jadi kepompong.

Cara Budidaya Ulat hongkong
  • Pemeliharaan skala kecil dapat menggunakan beberapa kotak kayu/tripleks berukuran 40x40x20 cm yang dilapisi selotip/isolasi pada bagian bibirnya, atau ember plastik, baki, atau waskom.
  • Bagian atas tempat pemeliharaan dibiarkan terbuka untuk memudahkan panen. Kemudian wadah ditempatkan pada rak dan diletakkan dalam ruang gelap dan tidak kena sinar matahari.
  • Medium pemeliharaan yang berupa campuran dedak halus dan ampas tahu kering atau tepung jagung yang dicampur tepung tulang dan tepung ikan yang telah disaring/diayak, ditebar pada dasar wadah setebal 2-3 cm.
Cara Pemeliharaan Ulat Hongkong
  • Pemberian pakan tambahan berupa buah-buahan dan sayuran yang masih segar.
  • Pembersihan tempat dilakukan bila media hidup berubah warna jadi agak hitam. Caranya dengan menyaring/mengayak sel media dan ulatnya dengan ukuran saringan tergantung ukuran ulat. Untuk membersihkan kotoran yang agak besar dilakukan dengan menampi.
  • Dalam waktu 2 minggu, ulat berubah bentuk menjadi kepompong, kemudian kumbang dan membutuhkan makanan lebih banyak.
  • Kumbang berwarna agak keputihan, kemudian berubah kehitam-hitaman. Setelah 3 minggu kumbang bertelur sebanyak 1000 butir/ekor dan akan menetas 5-6 hari kemudian. Umur induk hanya 1 bulan setelah bertelur.
  • Ulat yang menetas baru terlihat setelah 2 minggu. Pakan tambahan yang diberikan, terutama sawi putih/sayuran lain yang banyak kandungan airnya.
  • Pemanenan dilakukan jika larva ulat berumur 2 bulan dan berukuran 1,5-2 cm. Caranya dengan menggunakan alat penyaring/ayakan dengan agak besar.

Bentuk - Bentuk Pakan Buatan
Bentuk pakan buatan ditentukan oleh kebiasaan makan ikan.
  • Larutan, digunakan sebagai pakan burayak ikan dan udang (berumur 2-30 hari). Larutan ada 2 macam, yaitu : (1) Emulsi, bahan yang terlarut menyatu dengan air pelarutnya; (2) Suspensi, bahan yang terlarut tidak menyatu dengan air pelarutnya.
  • Tepung halus, digunakan sebagai pakan benih (berumur 20-40 hari). Tepung halus diperoleh dari remah yang dihancurkan.
  • Tepung kasar, digunakan sebagai pakan benih gelondongan (berumur 40-80 hari). Tepung kasar juga diperoleh dari remah yang dihancurkan.
  • Remah, digunakan sebagai pakan gelondongan besar/ikan tanggung (berumur 80-120 hari). Remah berasal dari pellet yang dihancurkan menjadi butiran kasar.
  • Pellet, digunakan sebagai pakan ikan dewasa yang sudah mempunyai berat > 60-75 gram dan berumur > 120 hari.
  • Waver, berasal dari emulsi yang dihamparkan di atas alas aluminium atau seng dan dkeringkan, kemudian diremas-remas.
Manfaat Pakan Alami
  • Sebagai bahan pakan ikan, udang, atau hasil perikanan lainnya, baik dalam bentuk bibit maupun dewasa.
  • Phytoplankton juga dapat dimanfaatkan sebagai pakan alami pada budidaya zooplankton.
  • Ulat Hongkong dapat dimanfaatkan untuk pakan ikan hias, yang dapat mencermelangkan kulitnya.
  • Pakan buatan dapat melengkapi keberadaan pakan alami, baik dalam hal kuantitas maupun kualitas.
  • Limbah yang berupa kepala dan kaki udang dapat dibuat tepung udang, sebagai sumber kolesterol bagi pakan udang budidaya.
Semoga Bermanfaat