Cara Budidaya Dunaliella Sebagai Pakan Alami Ikan adalah memperbanyak mikroalga atau dunaliella guna untuk mendapatkan secara masal untuk menjadi sumber pakan alami budidaya ikanDunaliella merupakan mikroalga uniselular dengan dua flagela dan termasuk kedalam alga hijau (Chlorophyta, Chloropyceae). Dunaliella memiliki morfologi tubuh seperti Chlamydomonas dengan dua perbedaan utama yang terdapat pada dinding sel Dunaliella. Dunaliella memiliki dua flagella yang sama panjang dan tunggal, bentuk kloroplas seperti cangkir. Bentuk sel yang bervariasi, menjadi oval, bulat, silindris, ellips. Sel dalam setiap spesies tertentu dapat berubah bentuk dengan perubahan kondisi, akan menjadi bulat jika kondisi tidak mendukung. Ukuran sel juga bervariasi dengan kondisi pertumbuhan dan intensitas cahaya yang mempengaruhi. Sel – sel akan membelah dengna memanjang menjadi bagian – bagian lain dengan memanjang pada kondisi motil. Dlam kondisi tertentu, sel Dunaliella dapat berkembang ke tahap palmelladan tertanam di dalam lapisan tebal lendir, atau membentuk aplanospore dengan dinding tebal dan kasar. 

Dunaliella merupakan jenis fitoplankton laut yang hidupnya di pesisir pantai dan air danau yang memiliki salinitas garam yang tinggi atau bersifat halofilik. Dunaliella juga memiliki pH toleransi dari pH 1-11 (Alam Ikan 2). Dunaliella juga merupakan salah satu organisme eukariotik yang paling ramah lingkungan dan dapat mengatasi berbagai salinitas air laut dengna kisaran 3% NaCl sampai kejenuhannya 31% NaCl, dan temperatur kisarannya dari 0°C-38°C 

Dunaliella salina yang berwarna merah- oranye disebabkan oleh kandungan beta karotenoid dan campuran karotenoidnya yang tinggi. Dunaliella dalam pemanfaatannya dapat sebagai bahan makanan pada manusia, seperti menstimulasi sistem imunitas, detoksifikasi alami, anti kanker, antioksidan, dan penambah energi dan vitalitas 

Parameter Dunaliella
Dunaliella: salinitas optimum 18-22 % NaCl, untuk produksi carotenoid > 27% NaCl, dan masih bertahan pada 31% NaCl; suhu optimal 20-40 derajat C, pH optimal 9 dan bertahan pada pH 11.

Jenis-jenis makanan
Jenis-jenis makanan alami yang dimakan ikan sangat beragam, tergantung pada jenis ikan dan tingkat umurnya. Beberapa jenis pakan alami yang dibudidayakan adalah : (a) Chlorella(b) Tetraselmis(c) Dunaliella; (d) Diatomae(e) Spirulina(f) Brachionus(g) Artemia; (h) Infusoria; (i) Kutu Air; (j) Jentik-jentik Nyamuk; (k) Cacing Tubifex/Cacing Rambut; dan (l) Ulat Hongkong


Pakan Buatan
Bentuk pakan buatan ditentukan oleh kebiasaan makan ikan.
  • Larutan, digunakan sebagai pakan burayak ikan dan udang (berumur 2-30 hari). Larutan ada 2 macam, yaitu : (1) Emulsi, bahan yang terlarut menyatu dengan air pelarutnya; (2) Suspensi, bahan yang terlarut tidak menyatu dengan air pelarutnya.
  • Tepung halus, digunakan sebagai pakan benih (berumur 20-40 hari). Tepung halus diperoleh dari remah yang dihancurkan.
  • Tepung kasar, digunakan sebagai pakan benih gelondongan (berumur 40-80 hari). Tepung kasar juga diperoleh dari remah yang dihancurkan.
  • Remah, digunakan sebagai pakan gelondongan besar/ikan tanggung (berumur 80-120 hari). Remah berasal dari pellet yang dihancurkan menjadi butiran kasar.
  • Pellet, digunakan sebagai pakan ikan dewasa yang sudah mempunyai berat > 60-75 gram dan berumur > 120 hari.
  • Waver, berasal dari emulsi yang dihamparkan di atas alas aluminium atau seng dan dkeringkan, kemudian diremas-remas.
Manfaat Pakan Alami
  • Sebagai bahan pakan ikan, udang, atau hasil perikanan lainnya, baik dalam bentuk bibit maupun dewasa.
  • Phytoplankton juga dapat dimanfaatkan sebagai pakan alami pada budidaya zooplankton.
  • Ulat Hongkong dapat dimanfaatkan untuk pakan ikan hias, yang dapat mencermelangkan kulitnya.
  • Pakan buatan dapat melengkapi keberadaan pakan alami, baik dalam hal kuantitas maupun kualitas.
  • Limbah yang berupa kepala dan kaki udang dapat dibuat tepung udang, sebagai sumber kolesterol bagi pakan udang budidaya.
Persiapan Tempat Dunaliella
Dunaliella Dalam wadah 1liter
1. Dapat menggunakan botol erlenmeyer. Botol, slang plastik, dan batu aerasi dicuci dengan deterjen dan dibilas dengan larutan klorin 150 ml/ton.

2. Wadah diisi air medium dengan kadar garam 28 permil yang telah disaring dengan saringan 15 mikron. Kemudian disterilkan dengan cara direbus, diklorin 60 ppm dan dinetralkan dengan 20 ppm 3. Na2S2O3, atau disinari lampu ultraviolet.

3. Medium dipupuk dengan jenis dan takaran sebagai berikut :
  • Natrium nitrat – NaNO3 = 84 mg/l
  • Natrium dihidrofosfat-NaH2PO4 = 10 mg/l atau Natrium fosfat-Na3PO4 = 27,6 mg/l atau Kalsium fosfat-Ca3(PO4)2 = 11,2 mg/l
  • Besi klorida – FeCl3 = 2,9 mg/l
  • EDTA (Ethylene dinitrotetraacetic acid) = 10 mg/l
  • Tiamin-HCl (vitamin B1) = 9,2 mg/l
  • Biotin = 1 mikrogram/l
  • Vitamin B12 = 1mikrogram/l
  • Tembaga sulfat kristal CuSO4.5H2O = 0,0196 mg/l
  • Seng sulfat kristal ZnSO4.7H2O = 0,044 mg/l
  • Natrium molibdat-NaMoO4.7H2O = 0,02 mg/l
  • Mangan klorida kristal-MnCl2.4H2O = 0,0126 mg/l
  • Kobalt korida kristal-CoCl2.6H2O = 3,6 mg/l
Dunaliella Dalam wadah 1 galon (3 liter):
- Dapat menggunakan botol “carboys” atau stoples.
- Persiapan sama dengan dalam wadah 1 liter.
- Medium dipupuk dengan jenis dan takaran sebagai berikut :
  • Urea-46 = 100 mg/l
  • Kalium hidrofosfat-K2HPO4 = 10 mg/l
  • Agrimin = 1 mg/l
  • Besi klorida-FeCl3 = 2 mg/l
  • EDTA (Ethylene dinitrotetraacetic acid) = 2 mg/l
  • Vitamin B1 = 0,005 mg/l
  • Vitamin B12 = 0,005 mg/l
Dunaliella Dalam wadah 200 liter dan 1 ton
1. Wadah 200 liter dapat menggunakan akuarium, dan untuk 1 ton menggunakan bak dari kayu, bak semen, atau bak fiberglass.

2. Persiapan lain sama.

3. Medium dipupuk dengan jenis dan takaran sebagai berikut :
  • Urea-46 = 100 mg/liter
  • Pupuk 16-20-0 = 5 mg/liter
  • Kalium hidrofosfat-K2HPO4 = 5 mg/liter atau Kalium dihidrofosfat-K2H2PO4 = 5 mg/liter
  • Agrimin = 1 mg/liter
  • Besi klorida-FeCl3 = 2 mg/liter
4. Untuk wadah 1 ton dapat hanya menggunakan urea 60-100 mg/liter dan TSP 20-50 mg/liter.

5. Wadah dan peralatan lainnya dicuci, kemudian diisi medium dengan kadar garam 18-22 permil. Selanjutnya diberi pupuk cair 1 ml/liter, kemudian diaerasi dan dibiarkan sebentar.

Pemeliharaan Pakan Alami Dunaliella 
  • Dalam pemeliharaan harus diperhatikan penempatan wadah agar cukup mendapat cahaya, sehingga fotosintesa dapat berjalan lancar.
  • Setelah pupuk tercampur merata, bibit dimasukkan sebanyak 1/3 bagian. Wadah ditutup kapas atau stirofoam yang telah diberi slang untuk mencegah kontaminasi.
  • Empat hari setelah masa pemeliharaan, dapat dipanen dan dikultur pada wadah yang lebih besar.
Jenis-jenis makanan
Jenis-jenis makanan alami yang dimakan ikan sangat beragam, tergantung pada jenis ikan dan tingkat umurnya. Beberapa jenis pakan alami yang dibudidayakan adalah : (a) Chlorella(b) Tetraselmis(c) Dunaliella; (d) Diatomae(e) Spirulina(f) Brachionus(g) Artemia; (h) Infusoria; (i) Kutu Air; (j) Jentik-jentik Nyamuk; (k) Cacing Tubifex/Cacing Rambut; dan (l) Ulat Hongkong



Semoga Bermanfaat