Budidaya Cacing Tanah Rak Bertingkat Hemat Lahan
Membudidayakan cacing bertujuan untuk memperbanyak jumlah cacing untuk dijadikan makanan ikan, industri kosmetik dan industri obat serta dapat dijual dalam bentuk hidup.

Tempat untuk budidaya cacing menggunakan kayu dengan dasar ditutup menggunakan terpal, karung plastik dan sebagainya. Rak kayu, masing-masing dapat menampung 3 sampai 5 kg bibit. Cacing tanah jenis rubellus yang biasa dijadikan obat memiliki kadar protein sekitar 76%. Kadar tersebut lebih tinggi daripada kadar protein pada daging mamalia seperi sapi yang sekitar 65%, dan dibanding protein ikan sebanyak 50%.


Mempersiapkan Mediatempat hidup dan lingkungan cacing
Syarat Media yang baik, diantaranya :
  • Gembur
  • Organik
  • Lunak 

Media cacing tergantung dari pemakaian cacing. Cacing tanah digunakan untuk pakan ikan atau untuk bahan obat-obatan. Media cacing tanah yang umum digunakan sebagai berikut :


Media Cacing khusus Pakan IKanMedia Cacing Khusus Obat
Tanah, namun bukan sembarang tanah, usahakan tanah yang mengandung banyak unsure hara.Log Jamur, adalah limbah hasil budidaya jamur.
Kotoran ternak (ayam)Gergajian Kayu, limbah hasil gergajian, Campur dengan Air
Kotoran ternak (Sapi)Cacahan Batang Pisang campur tanah humus
Lumpur selokanDedak padi
Daun-daun/rumput kering

Bisa juga menggunakan cara kombinasi
Kombinasi media untuk cacing tanah sebagai pakan dan tempat hidup adalah sebagai berikut :
1. Media menggunakan (sebuk gergaji, Dedak padi, Kotoran ternak, Daun-daun/rumput kering) dengan perbandingan 6:1:1:2
2. Media menggunakan (serbuk gergaji, daun-daun kering, dedak padi, kotoran ternak, lumpur selokan) dengan perbandingan 6:1:1:1:1
3. Silakan kombinasi sendiri media utama adalah 60% menggunakan media yang paling mudah dicari, dan mudah dibongkar, Kenapa mudah dibongkar? untuk memudahkan saat pemanenan, seperti Cacahan batang pisang campur tanah,  serbuk gergaji dan lain lain.

Persiapan makanan tambahan :
  • Makanan tambahan dilakukan jika media telah terlihat Habis, Pemberian pakan menggunakan perbandingan 1:1,
  • Berat makanan perbandingan antara berat cacing : makanan adalah 1:1
Contoh Makanan untuk cacing
a. Limbah Organik Rumah Tangga
Limbah rumah tangga contohnya adalah nasi yang sudah basi, kulit buah, sayuran yang tidak termakan, kupasan kulit kentang, wortel, bawang, batang kangkung dll.
b. Limbah Organik Home Industri
Limbah Home industry contohnya log jamur , limbah di pasar tradisional, limbah kulit buah, limbah hasil dapur rumah makan dll
c. Limbah Organik Peternakan
Limbah peternakan seperti kotoran Sapi, Kambing, Ayam dengan catatan diberi air terlebih dahulu agar tidak panas, atau bias diberikan prebiotik agar tidak bau.
d. Limbah Organik Lingkungan
Limbah dari dedaunan yang gugur bias langsung diberikan dan juga bias dikompos terlebih dahulu

Cara pemberian pakan  ada tiga cara antara lain diberikan secara langsung, dibusukkan terlebih dahulu dan difermentasi terlebih dahulu, fermentasi berarti memberikan “tetes tebu” untuk meningkatkan jumlah bakteri dalam makanan.

Indukan cacing tanah sebaiknya beli pada petani cacing. Untuk memaksimalkan hasil budidaya. (kualitas sudah terjamin dan tidak perlu adaptasi media)

Perawatan dan pengecekan Media
1. Pemberian pakan seminggu sekali sampai sehari sekali.
2. Membersihkan hama seperti semut, kutu tanah, orong-orong, rayap,  tikus, kadal, katak, tokek, dll.
3. Antisipasi semut : dengan kapur semut, cairan odol, baygon
4. Antisipasi tikus/kadal : jedingan ditutup dengan kasa/jaring
5. Antisipasi Kutu tanah : fermentasi media
6. Sesuai jenis hama

Pemanenan Cacing Tanah
Pemanenan dilakukan 4 bulan penanaman bibit sekitar 25% dari jumlah cacing yang ada
Media dapat dijual untuk pupuk

Fase Pemeliharaan Cacing
Fase pertama  : perkembangan , dimulai sejak kokon (telur) menetas menjadi anak cacing hingga usia 2,5 bulan atau 3,5 bulan. Pada usia ini cacing bisa dijual untuk indukan atau bibit.
Fase kedua: usia 4 sampai 7 bulan, yang merupakan masa produktif cacing menghasilkan kokon.
Fase ketiga : usia 7 bulan ke atas, yang sudah tidak produktif lagi.

Cacing-cacing dalam ketiga fase itu semuanya laku dijual dan tentu saja harganya berbeda-beda. Cacing pada fase pertama, biasanya dikonsumsi oleh para peternak cacing untuk  dijadikan indukan. Sedangkan cacing usia fase kedua, lebih banyak dikonsumsi untuk pabrik obat. Dan cacing usia fase ketiga dipakai untuk makanan (pellet) ikan lele. Kalau untuk campuran bahan kosmetik, biasanya diambil dari usia 4 bulan ke atas, karena kadar crude oil-nya cukup baik.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada video dibawah ini, cara membuat media budidaya cacing.

Manfaat hasil panen cacing tanah dengan media khusus obat  sebagai berikut :
  • Penyakit tifus, cara konsumsi rebus dibuat bubuk minum bersama madu. Kegunaan cacing dapat menghambat bakteri salmonella dalam pencernaan kita. 
  • Penyakit Obat Diare dapat menjadi anti bagi bakteri E.Coli dan shigella yang  menjadi penyebab diare.
  • Melancarkan Sirkulasi darah. Cacing tanah memiliki enzim yang mampu untuk menghancurkan lemak jahat di system sirkulasi darah kita.
  • Melancarkan Pencernaan. Kandungan enzim, seluosa, dan katalisator yang di butuhkan tubuh untuk proses metabolism banyak terdapat di dalam tubuh cacing tanah. 
  • Antipiretik. Ekstrak cacing tanah mengandung nitrogen dengan sifat basa. Kandungan tersebut dapat membantu mengurangi demam tinggi pada penyakit seperti tifus. 
  • Menenangkan syaraf. Pheretima yang terdapat dalam cacing tanah mempengaruhi system saraf manusia. Efeknya, kita akan merasa tenang, rasa sakit  berkurang, dan kejang-kejang bisa dihentikan. Sehingga, konsumsi cacing tanah cukup tepat saat dalam kondisi sakit gigi, pusing, atau kondisi rematik yang mana kita merasa sakit luar biasa di bagian tubuh tertentu.
  • Meningkatkan energy. Cacing tanah mengandung taurin yang mampu meningkatkan proses metabolism lemak yang kemudian di ubah menjadi ATP atau energy. 
  • Menyembuhkan luka. Cacing tanah mengandung asam arakidonat yang berfungsi untuk mempercepat pertumbuhan sel-sel baru. 
  • Meningkatkan nafsu makan. membuat system pencernaan kita berjalan dengan baik dan dikondisikan tetap merasa nyaman. Kondisi organ pencernaan yang terjaga fungsinya akan menstimulus dorongan pola makan yang proporsional yang dibutuhkan tubuh.