Cara Pemijahan Budidaya Ikan Kakap Putih. Ikan Kakap Putih adalah jenis ikan laut yang memiliki protein tinggi, dengan rasa yang nikmat harga ikan ini cukup tinggi. Ikan kakap putih (Lates calcarifer) jenis ikan dengan nilai ekonomis tinggi. kebutuhan konsumsi dalam negeri dan luar negeri memperikan peluang bagi pembudidaya kakap putih untuk menjadikannya peluang bisnis yang bagus. 


Pada mulanya produksi kakap putih diperoleh dari hasil sampingan dari budidaya di tambak, namun sekarang ikan ini sudah khusus dibudidayakan pada kurungan apung di laut. Permasalahan utama dalam budidaya adalah terbatasnya benih yang tersedia baik dalam jumlah dan mutu secara terus menerus dan berkesinambungan. Dalam Pembahasan kali ini akan membahas pembenihan budidaya kakap putih yang sebelumnya sudah dibahas tentang Pembesaran budidaya kakap putih. Berikut cara budidaya ikan kakap putih :

Cara Pembesaran Budidaya Kakap Putih di Jaring Apung
Parameter Ikan Kakap Putih


SuhuSalinitasOksigenpHjumlah telur
29-3328-355-7 mg/liter7-8,5500.000-3.500.000


Alam Ikan; Ikan Kakap putih yang memiliki jumlah telur yang sangat banyak dari 500 ribu sampai jutaan, Membuat perlu penanganan khusus dalam melakukan pembenihan, dengan jumlah tersebut maka perlu persiapan awal yaitu jumlah pakan harus sudah tersedia, terutama pakan alami.

Persyaratan Lokasi
Syarat lokasi pembenihan kakap putih tergantung lokasi yang baik dan tepat, Lokasi tersebut antara lain sebagai berikut :

1. Sumber Air Laut
Lokasi Pembenihan kakap putih memiliki sumber air laut harus bersih sepanjang tahun, jernih, perubahan salinitas kecil. dan Lokasi biasanya di teluk yang terlindung dari gelombang/arus kuat dan terletak di lingkungan pantai yang berkarang dan berpasir.

Lokasi juga harus jauh dari buangan sampah pertanian dan industri. Persyaratan teknis kimia dan fisika yang memenuhi syarat adalah sebagai berikut :
Parameter Ikan Kakap Putih

Suhu   Salinitas    pH     Alkalinitas     Bahan organik     Amoniak     Nitrit
29-33 c   28-35      7-8,5     33-60 ppm     <10       <2      <1 



2. Lokasi Pembenihan Kakap
Lokasi harus terletak pada jarak kurang dari 3 jam perjalanan dari lokasi induk matang telur, 12 jam dari lokasi pemasok telur/larva D1 dan tidak lebih dari 12 jam perjalanan ke lokasi pemasaran.

3. Sumber Air Tawar
Sumber Air Tawar berguna menurunkan salinitas air, air mencuci peralatan dan kebutuhan lain.

4. Sumber Listrik
Listrik untuk berbagai peralatan seperti blower, pompa air dan sistim penunjang lainnya. Pemasangan generator mutlak diperlukan terutama untuk daerah yang sering tejadi pemadaman aliran listrik.

5. Topography
Lokasi pembenihan harus terletak pada daerah bebas banjir, ombak dan pasang laut. Serta tnah yang padat/kompak. Walaupun pembenihan skala rumah tangga secara keseluruhan berskala kecil, namun bak pemeliharaan larva tetap bertonase besar sehingga tanah dasar haruslah dipilih yang cukup stabil, misalnya menghindari bekas timbunan sampah agar kekuatan bak terjamin.

Fasilitas dan Desain Kolam Pembenihan Budidaya Kakap Putih
1. Fasilitas Budidaya Pembenihan Kakap Putih
a. Pompa
Pompa diperlukan untuk mendapatkan air laut maupun air tawar. Jika sumber air laut relatif keruh dan banyak mengandung partikel lumpur, perlu di sedimentasikan dalam bak pengendapan, selanjutnya bagian permukaan air yang relatif jernih di pompa ke bak penyairngan, spesifikasi pompa hendaknya dipilih dengan baik karena ukuran pompa tergantung pada jumlah air yang diperlukan persatuan waktu,

Disarankan untuk HSRT dengan kapasitas 3 bak pemeliharaan larva masing-masing dengan kapasitas 10 m 3 air, ukuran pompa 1,5 inci.

b. Bak Penampungan Air Tawar dan Air Laut Pembenihan Kakap Putih

  • Bak penampungan air buatlah lebih tinggi dari kolam agar air mengalir secara gravitasi ke bawah dan lebih efisien. 
  • Bak dari semen volume minimal sama dengan bak pemeliharaan larva
  • Atau menggunakan kolam lain sebagai penampung air

c. Bak Pemeliharaan larva Pembenihan Kakap Putih
Bak pemeliharaan larva dapat terbuat dari semen, fiber glass atau konsstruksi kayu yang dilapisi plastik, masing-masing bahan mempunyai kelebihan dan kekurangan.

Gambar 1 Bak Pemeliharaan Larva

Disarankan Ukuran bak min 10 m3 karena bak yang lebih kecil stabilitas suhu kurang terjamin.
Tinggi bak 1,2-1,5 m.
Bentuk bak bulat atau segi empat. Buatlah bak sesuai standar pembenihan
c. Bak segi empat  
Bentuk memanjang,
Sudut dari bak setengah lingkaran atau tidak 90 derajat, untuk memudahkan pembersihan, sirkulasi lancar, menghindari kotoran berkumpul disudut.
Dasar Bak miring menuju tempat pembuangan, kurang lebih 5 derajat.
Dinding bak halus, menghindari jamur dan parasit menempel di dinding bak
Gambar 2. Bak pembuangan



d. Untuk keperluan pemanenan Pembenihan Kakap Putih ,
Baik pada bak bentuk bulat maupun bentuk segi empat pada ujung saluran pembuangannya dilengkapi dengan bak berukuran kecil untuk menempung benih yang akan dipanen.

Bak pemeliharaan larva memerlukan penutup di atasnya untuk mencegah masuknya kotoran dan benda asing yang tidak dikehendaki serta melindungi bak pemeliharaan dari air hujan.

Tutup bak dapat terbuat dari plastik dan sebaiknya berwarna gelap untuk melindungi air/media pemeliharaan larva dari penyinaran matahari yang berlebihan, sehingga mencegah terjadinya blooming plankton pada medium air pemeliharaan larva.

Selain itu penutup bak juga dapat mencegah terjadinya fluktuasi suhu yang terlalu tinggi serta dapat menaikkan suhu pada bak pemeliharaan larva.

e. Bak Kultur Plankton pakan Pembenihan Kakap Putih
Plankton (fito dan zooplankton) mutlak diperlukan sebagai pakan bagi pemeliharaan larva kakap putih. Bak untuk kultur plankton dapat dibuat dengan konstruksi kayu yang dilapisi plastik, karena volume yang dibutuhkan tidak terlalu besar. Ukuran bak cukup 2 x 2 x 0,6 meter masing-masing 4 buah.

untuk kultur Fitoplankton dan 4 buah lagi untuk kultur zooplankton (masing-masing bak kultur plankton termasuk bak cadangan).

Jumlah dan ukuran bak kultur plankton sebesar itu cukup untuk menyediakan pakan alami satu sikles pemeliharaan (3 bak pemeliharaan larva dengan kapasitas 10 m 3 ).

Bak penetasan artemia dapat terbuat dari fiber glass atau plastik berbentuk kerucut yang pada bagian ujung kerucutnya dilengkapi stop kran untuk pemanenan naupli artemia.

Bentuk kerucut merupakan alternatif terbaik karena hanya dengan satu batu aerasi di dasar kerucut dapat mengaduk seluruh air di dalam bak penetasan secara merata, sehinga cyste dapat menetas dengan baik karena tidak ada yang mengendap atau melekat di dasar bak.

Volume bak penetasan sebaiknya minimal 25 - 30 liter untuk menetaskan cyste artemia sebanyak 150 - 200 gram.

g. Aerator Pembenihan Kakap Putih
Larva memerlukan oksigen terlarut dalam air untuk proses metabolisme dalam tubuhnya, selain itu gelembung udara yan dihasilkan oleh aerator dapat mempercepat proses penguapan berbagai gas beracun dari medium air pemeliharaan larva. Selain pertimbangan harga, aerator sebaiknya bentuk dan ukurannya kecil, kekuatan tekanannya cukup besar (sampai kedalaman 1 - 1,2 m) serta kebutuhan listriknya kecil. Perlengkapan lain dari aerator adalah batu aerasi, selang aerasi dan penatur aerasi untuk mengatur tekanan udara.

2. Peralatan Lapangan
Diperlukan beberapa ember plastik, antara lain untuk menampung makanan sebelum diberikan ke larva, ember panen untuk menampung dan menghitung benih serta ember untuk menyaring air saat disiphon.

Peralatan lain adalah gayung untuk menebarkan pakan, blender untuk mengaduk dan menghaluskan pakan buatan bila diperlukan, saringan pakan (plankton net) berbagai ukuran sesuai dengan lebar bukaan mulut larva serta selang air dari berbagai ukuran sesuai kebutuhan.

3. Desain Tata Letak Kolam
Tata letak semua fasilitas harus diatur sedemikian rupa secara matang dan menunjukan dimensi yang tepat sehinga lahan dan fasilitas yang tersedia dapat digunakan seefisien mungkin

Gambar 3. Desain Tata Letak Kolam
Teknik Pemeliharaan 
1. Pemeliharaan Larva
Sebelum larva dipindahkan (kira-kira 1 - 2 hari sebelumnya), 
Dilakukan Pembersihan bak Larva
  • Dengan obat atau tanpa obat, cuci air tawar dan sikat keringkan 1-2 hari. Jika pakai obat
  • Bilas dengan larutan sodium hypokhlorine 150 ppm pada dinding bak, 
  • keringkan selama 2 - 3 jam untuk menghilangkan chlorine
  • suhu 26 - 28 0 C dan salinitas 29 - 32 ppt air dari bak penampungan air, pemindahan air dengan saringan untuk menghindari kotoran.
Pemindahan Larva
  • Untuk mensuplai oksigen bak dilengkapi sistim aerasi dan batu aerasi yang diletakkan secara terpencar agar merata keseluruhan air di dalam bak. 
  • Larva yang baru menetas mempunyai panjang total 1,21 - 1,65 mm, melayang dipermukaan air dan berkelompok dekat aerasi. 
  • Umur 30 hari larva ditempatkan di dalam bak yang terlindung dari pengaruh langsung sinar matahari (semi out door tanks). Padat penebaran awal dalam bak pemeliharaan adalah 70 - 80 larva/liter volume air. 
  • Pada hari 8 - 15 tingkat kepadatan dikurangi menjadi 30 - 40 larva/liter, setelah hari ke 16 kepadatan larva diturunkan menjadi 20 - 30 larva/liter, 
  • karena pada umur ini larva sudah menunjukan perbedaan ukuran dan sifat kanibalisme. 
Tingkat kepadatan larva pada masing-masing tingkatan umur dapat dilihat pada tabel 1.
Umur larva (hari)Jumlah larva/liter
1 - 770 - 80
8 - 15 30 - 40
16 - 23 20 - 30

2. Pemberian Pakan Alami
  • Sejak pertama larva sudah harus diberi Chlorella dan Tetraselmis, selain sebagai pakan larva, berfungsi pula sebagai pengendali kualitas air dan pakan Rotifer. 
  • Padat penebaran untuk Tetraselmis adalah 8 - 10 x 1000 sel/ml sedangkan untuk Chlorella adalah 3 - 4 x 10.000 sel/ml. 
  • Umur 2 hari, larva sudah mulai membuka mulut, pada saat ini hingga hari ke 7 ke dalam bak ditambahkan Rotifera (Brachionus plicatilis) dengan padat penebaran 5-7 individu/ml. Pada hari ke 8 sampai hari ke 14 pemberian Rotifera ditingkatkan jumlahnya menjadi 8 - 15 individu/ml. 
  • Pada umur 15 hari larva mulai diberi pakan Artemia dengan kepadatan 11 - 2 individu/ml. 
  • Setelah berumur 30 hari, dengan panjang badan 12 - 15 mm larva sudah dapat memakan cacahan daging segar, adapun jenis dan jumlah pakan yang diberikan pada larva kakap putih dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Jenis dan jumlah pakan yang diberikan pada larva kakap putih.
Jenis Pakan Jumlah Pakan Umur (hari) Frekuensi (kali/hari)

Jenis Pakan Jumlah Pakan Umur (hari)Frekuensi (kali/hari)
Tetraselmis sp 1000 sel/ml1-141
Chlorella sp 10.000 sel/ml1-141
Rotifera :5 - 7 individu/ml3-74
Bractionus sp8 - 15 individu/ml8-144
Nauplii Artemia2 - 3 individu/ml15 - 202-3
Cacahan daging ikan sesuai kebutuhan 20 >

3. Pengelolaan Air
Pada pemeliharaan larva kakap putih penggantian air dilakukan mulai pada hari ke 13 sebanyak 10 - 20% hari sampai hari ke 14. Pada hari ke 15 sampai hari ke 25 penggantian air sebanyak 30 - 40%, dilakukan secara penyiponan.

Penggolongan Ukuran Benih Ikan Kakap Putih
  • Sifat kanibal pada larva kakap putih akan semakin kelihatan saat mulai makan artemia (± 10 hari). 
  • Wadah yang digunakan untuk penggolongan ukuran terbuat dari plastik yang dilubangi dinding-dindingnya dengan ukuran tertentu pula, ukuran lubang bervareasi antara 2,5 - 10 mm.
  • Penggolongan ukuran dilakukan dua kali yaitu penggolongan pertama pada hari ke 10-14 dan penggolongan kedua pada hari ke 20 - 25. Ukuran lubang bervareasi antara 2,5 - 10 mm.
Panen Benih Ikan Kakap Putih
Cara panen tergantung dari bentuk dan kapasitas pemeliharaan untuk bak yang memiliki saluran keluar akan lebih mudah dilakukan dengan menempatkan arus air keluar.

Sedangkan yang tanpa saluran keluar, panen dilakukan dengan cara mengurangi air pada bak pemeliharaan sampai kedalaman tinggal 10 - 20 cm,

kemudian benih ditangkap dengan scopnet. Agar larva kakap putih tidak mengalami stress pada saat panen, dilakukan secara hati-hati dan pada penampungan sementara diberi aerasi secukupnya.


Semoga Bermanfaat