Cara Pemijahan Ikan Patin (Pangasius  hypopthalmus)
Ikan patin (Pangasius  hypopthalmus) merupakan salah satu dari 14 spesies pangasiid yang sudah cukup lama di Indonesia. Pangasius hypopthalmus merupakan introduksi dari Thailand dan menjadi salah satu ikan populer yang dibudidayakan di Indonesia (Slembrouck, J. et all., 2003).

Budidaya ikan patin meliputi beberapa kegiatan. Secara garis besar kegiatan ini dibagi menjadi dua, yaitu : kegiatan pembenihan dan kegiatan pembesaran. Kegiatan pembenihan umumnya masih dilakukan di Balai benih ikan milik pemerintah dan jarang dilakukan oleh masyarakat.Kegiatan pembenihan merupakan upaya untuk menghasilkan benih pada ukuran tertentu, sedangkan kegiatan pembesaran merupakan kegiatan untuk menghasillkan ikan yang siap dikonsumsi. Media pembesaran ikan patin berbeda-beda sehingga kegiatan persiapan media pembesaran sangat tergantung pada jenis media yang hendak dimanfaatkan.

Parameter Ikan Patin

SuhupHOksigenUmur IndukanJumlah Telur
26-31 C6-8>4>3 Tahun300.000-1.600.000

Penanganan dan Pemilihan Indukan Ikan Patin

Pemilihan Ikan Patin Sebaiknya berumur 3 tahun untuk betina dan 2 tahun untuk jantan dengan berat 1,2-2 kg.  Pemilihan induk betina yag telah siap kawin (telurnya sudah matang) dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara visual (tanpa alat bantu) dan dengan alat bantu
Memilih induk dengan cara visual .
  • Induk ikan ditangkap pada bagian pangkal ekor kemudian diangkat dari dalam air.
  • Badan ikan dibalik, lalu perhatikan besar kecilnya perut. Perut yang buncit kearah dubur merupakan salah
  • satu ciri induk yang telah matang gonad.
  • Perhatikan pula warna kulit di sekitar genitalnya. Apabila warnanya kemerahan, berarti telur sudah     matang.
  • Yang terakhir, rabalah bagian perutnya. Apabila lembek, itu juga merupakan salah satu ciri telur sudah  matang gonad

Memilih induk menggunakan alat bantu
Alat bantu yang digunakan biasanya berupa selang kanulasi (kateter), cawan kaca bening, larutan transparan, kertas milimeter, blok, lampu senter dan lain-lain.
  • Induk ditangkap pada bagian pangkal ekor, kemudian diangkat dari dalam air.
  • Badan ikan dibalikkan, lalu masukkan selang kateter ke saluran telur dengan hati-hati sampai menyentuh telur.
  • Sedotlah selang tersebut untuk mendapatkan contoh telur. Contoh telur tersebut diukur diameternya, bila memungkan gunakan mikroskop. Jika tidak ada dapat menggunakan kertas milimeter. Induk yang dianjurkan dipilih adalah induk dengan diameter telurnya rata-rata 0,9 mm.
  • Cara lain adalah letakkan contoh telur tersebut di atas cawan kaca bening kemudian diberi larutan transparan. Setelah itu, letakkan cawa di atas lampu pijar atau senter 10 watt. Amati posisi inti telur. Induk yang dipilih bila telurnya sebagian besar (80%) mempunyai inti telur yang sudah berada atau mendekati dinding telur.
  • Adapun pemilihan induk jantan yang siap kawin lebih mudah dilakukan. Caranya dengan melakukan pengurutan dari arah perut kebagian anusnya secara perlahan. Apabila keluar cairan berwarna putih (sperma) berarti ikan tersebut telah siap dikawinkan.
Perbedaan Indukan Jantan dan Betina Ikan Patin 

Induk Betina :
  • Umur 3 tahun.
  • Ukuran 1,2 – 2 Kg.
  • Perut mmbesar kearah anus.
  • Perut terasa empuk han halus bila diraba.
  • Kloaka membengkak dan berwarna merah tua.
  • Kulit pada bagian perut lembek dan tipis.
  • Kalau disekitar kloaka ditekan, akan keluar beberapa butir telur yang bentuknya bundar dan besarnya  seragam.
Induk Jantan :
  • Umur 2 tahun.
  • Ukuran 1,5 – 2 Kg.
  • Kulit perut lembek dan tipis.
  • Bila diurut akan keluar cairan sperma berwarna putih.
  • Kelamin membengkak dan berwarna merah tua.
  1. 6 hari pertama pemeliharaan indukan dengan pemberian makanan protein tinggi
  2. hari ke 7 induk diambil dan dilakukan penyuntikan (suntikan ekstrak kelenjar hipofise)
  3. Dalam pemijahan ikan patin. ikan patin yang sudah disuntik dilepaskan di kolam pembenihan
  4. Setelah 8-12 jam dari penyuntikan kedua induk ditangkap dengan menggunakan kain hapa
  5. Siapkan baskom / Wadah yang bersih untuk tempat telur
  6. Pemijahan denga suntik ini masih harus dibantu lagi dengan penguruta (stripping), yaitu perut diurut pelan-pelan dari bagian depan (dada) ke arah belakang denga menggunakan jari tengah atau jempol.
  7. Perut Induk betina diurut pelan-pelan ke arah belakang dan telur yang keluar ditampung dalam piring beremail tersebut. 
  8. Kemudian telur dan sperma diaduk sampai rata dengan menggunakan bulu ayam selama sekitar 0,5 menit. 
  9. Selanjutnya, ke dalam campuran telur dan sperma tersebut dituangkan air bersih sedikit demi sedikit sambil terus diaduk selama sekitar 2 menit. 
  10. Kemudian air dibuang dan diganti dengan air yang baru dan dibilas. 
  11. Pembilasan dilakukan 2 samapi 3 kali hingga sisa sperma dan sebagian gelembung minyak pada telur berkurang.
Penetasan Telur Ikan Patin
  • Bak pemijahan dicuci bersih dan dikeringkan.
  • Hapa dipasang untuk menetaskan telur.
  • Kolam diisi dengan air bersih.
  • Untuk menghindari timbulnya jamur maka perlu ditambahkan larutan penghambat pertumbuhan jamur,  antara lain dengan emolin atau Blitz-ich dengan dosis 0,05 cc/l. Setelah itu, aerator ditempatkan pada bak penetasan agar keperluan oksigen larva dapat terpenuhi.
  • Pada daerah-daerah yang suhu airnya relatif rendah diperlukan heater (pemanas) untuk mencapai suhu optimal yang relatif stabil.
  • Dalam proses penetasan, telur disebarkan merata kedalam hapa yang telah disiapkan sebelumnya. Telur ini dijaga agar jangan sampai menumpuk karena akan mengakibatkan telur menjadi busuk.Untuk itu telur disebar dengan menggunakan bulu ayam. Di bak penetasan ini telur yang telah dibuahi akan berkembang sedikit demi sedikit menjadi larva.
Pemeliharaan Larva
  • Benih yang berumur 1 hari dipindahkan ke dalam aquarium berukuran 80 cm x 45 cm x 45 cm. 
  • Setiap aquarium diisi dengan air sumur bor yang telah diaerasi. 
  • Kepadatan penebaran ikan adalah 500 ekor per aquarium. 
  • Sampai benih berumur satu hari belum diberi makanan tambahan dari luar karena masih mempunyai cadangan makanan berupa yolk sack atau kuning telur. 
  • Pada hari kedua dan ketiga baru benih itu diberi makanan berupa emulsi kuning telur ayam yang direbus. 
  • Selanjutnya benih ikan diberi makanan moina (Moina cyprinacea) atau yang populer dikenal sebagai kutu air dan jentik-jenti nyamuk.
  • Larva dipelihara di aquarium hingga berumur 15 hari. Setelah berumur sekitar 17 – 18 hari, benih dijarangkan di kolam pendederan yang lebih luas dengan menjaga kondisi lingkungan, makanan yang cukup, serta kualitas airnya.
 
Semoga Bermanfaat