Cara Pengoperasian Bubu Dasar

Bubu dasar merupakan Alat tangkap yang bersifat pasif, dibuat dari anyaman bambu (bamboos netting), anyaman rotan (rottan netting), anyaman kawat (wire netting), kere bambu (bamboos screen), misalnya bubu (fish pot), sero (guiding barrier). Bubu dasar merupakan alat tangkap yang umum dikenal dikalangan nelayan. Variasi bentuknya banyak sekali, hampir setiap daerah perikanan mempunyai model bentuk sendiri. Bentuk bubu dasar  ada yang seperti sangkar (cages), silinder (cylindrical), gendang, segitiga memanjang (kubus) atau segi banyak, bulat setengah lingkaran, dan lain-lainnya.
Bubu lipat adalah alat perangkap yang mempunyai satu atau dua pintu masuk dan diangkat dengan mudah (dengan atau tanpa perahu) ke daerah penangkapan. Kemudian alat tersebut dipasang di permukaan atau dasar perairan selama jangka waktu tertentu. Untuk menarik perhatian ikan, kadang-kadang didalam bubu lipat ini diberi umpan, umpan dapat berupa Ikan asin. dapat pula dilipat sehingga dapat diletakkan diperahu dalam jumlah banyak dan efisien.




Alat-alat tangkap tersebut baik secara temporer (temporarity), semi permanen (semi permanently) maupun permanen (tetap), dipasang (ditanam) di dasar laut, diapungkan atau di hanyutkan, ikan-ikan atau sumber daya perikanan laut yang tertangkap atau terperangkap disebabkan oleh adanya rangsangan dari umpan ataupun tidak.  

Metode dan cara pengoperasian bubu dasar dan bubu lipat
bahwa cara penggunaan bubu tergantung dari jenis bubunya. Pengoperasian bubu ini dapat digunakan secara berganda ataupun secara tunggal. Bubu biasanya diletakkan di dasar perairan dengan diberi umpan atau tanpa umpan. Selanjutnya untuk alat tangkap jenis traps yang digunakan di daerah pantai sifatnya adalah menghadang ikan atau biota laut lainnya, yang pada saat pasang mendekati pantai dan pada saat surut menjauhi pantai. Pada prinsip utama bubu dalam pengoperasiannya adalah mengarah pada biota yang menjadi sasarannya menuju ke mulut selanjutnya terperangkap didalam ruangan. Bubu merupakan perubahan atau modifikasi dari bubu yang telah ada. Perubahan tersebut berdasarkan biota yang akan ditangkapnya.


Dalam pengoperasiannya bubu dilengkapi dengan tali untuk mengikat pelampung yang dimaksudkan agar mempermudah dalam pengambilan bubu tersebut dari dasar perairan. Bubu juga dilengkapi dengan umpan dari potongan ikan terutama ikan yang menimbulkan bau sehingga pemangsa mau mendekat. Pemberian umpan ini bertujuan untuk menarik perhatian ikan agar terperangkap didalam bubu. Setelah itu dilakukan penurunan pelampung tanda dilanjutkan penurunan bubu beserta pemberatnya. Setelah dianggap posisinya sudah baik maka pemasangan bubu dianggap sudah selesai. Bubu dimasukkan kedalam air selama kurang lebih sehari semalam, setelah sehari semalam pengangkatan bubu dilakukan.

Klasifikasi Bubu Dasar dan Bubu Lipat
mengklasifikasi bubu menjadi beberapa jenis, yaitu :
1. Berdasarkan sifatnya sebagai tempat bersembunyi / berlindung : 
  • Perangkap menyerupai sisir (brush trap)
  • Perangkap bentuk pipa (eel tubes)
  • Perangkap cumi-cumi berbentuk pots (octoaupuspots) 

2. Berdasarkan sifatnya sebagai penghalang
  • Perangkap yang terdapat dinding / bendungan 
  • Perangkap dengan pagar-pagar (fences)
  • Perangkap dengan jeruji (grating)
  • Ruangan yang dapat terlihat ketika ikan masuk (watched chambers) 

3. Berdasarkan sifatnya sebagai penutup mekanis bila tersentuh
  • Perangkap kotak (box trap)
  • Perangkap dengan lengkungan batang (bend rod trap) 
  • Perangkap bertegangan (torsion trap)

4. Berdasarkan dari bahan pembuatnya
  • Perangkap dari bahan alam (genuine tubular traps)
  • Perangkap dari alam (smooth tubular)
  • Perangkap kerangka berduri (throrrea line trap)

5. Berdasarkan ukuran, tiga dimensi dan dilerfgkapi dengan penghalang 
  • Perangkap bentuk jambangan bunga (pots)
  • Perangkap bentuk kerucut (conice) 
  • Perangkap berangka besi

Klasifikasi Bubu Dasar
Alat ini dapat dibuat dari anyaman bambu (bamboo netting), anyaman rotan (rottan netting), dan anyaman kawat (wire netting). Bentuknya bermacam-macam, ada yang seperti silinder, setengah lingkaran, empat persegi panjang, segi tiga memanjang dan sebagainya. Dalam pengoperasiannya dapat memakai umpan atau tanpa umpan. 


Konstruksi Bubu Dasar
bahan bubu biasanya terbuat dari anyaman bambu (bamboo netting), anyaman rotan (rottan netting) dan anyaman kawat (wire netting). Pada umumnya, bubu yang digunakan terdiri dari: 
a.  Badan atau tubuh bubu
  • Badan atau tubuh bubu umumnya terbuat dari anyaman bambu yang berbentuk empat persegi panjang dengan panjang 125 cm, lebar 80 cm dan tinggi 40 cm. bagian ini dilengkapi pemberat dari batu bata (bisa juga pemberat lain) yang berfungsi untuk menenggelamkan bubu ke dasar perairan yang terletak pada keempat sudut bubu.

b.  Lubang tempat mengeluarkan hasil tangkapan
  • Lubang tempat mengeluarkan hasil tangkapan terletak pada bagian bawah sisi bubu. Lubang ini berdiameter 35 cm, posisinya tepat di belakang mulut bubu. Lubang ini dilengkapi dengan penutup.

c. Mulut bubu
  • Mulut bubu berfungsi untuk tempat masuknya ikan yang terletak pada bagian depan badan bubu. Posisi mulut bubu menjorok ke dalam badan atau tubuh bubu berbentuk silinder. Semakin ke dalam diameternya semakin mengecil. Pada bagian mulut bagian dalam melengkung ke bawah sepanjang 15 cm. Lengkungan ini berfungsi agar ikan yang masuk sulit untuk meloloskan diri keluar  

Semoga Bermanfaat